Banyak pasangan takut melakukan seks oral karena, katanya seks oral itu “kotor” dan bisa menimbulkan penyakit kelamin,
termasuk HIV dan AIDS. Padahal, bagi sebagian besar orang, seks oral
merupakan kenikmatan tersendiri yang sulit dihentikan jika seseorang
sedang dalam libido tinggi. Jadi bagaimana, donk? Sebenarnya, seks oral
itu aman atau tidak ya? Sebelum menganalisis lebih lanjut, kita perlu
tahu terlebih dahulu tentang apa itu seks oral dan serba-serbinya.
Apa Itu Seks Oral?
Menurut Wikipedia, seks oral adalah aktivitas-aktivitas seksual yang mencakup penggunaan mulut, lidah, dan kerongkong untuk merangsang genitalia. Biasanya, seks oral dilakukan sebagai “pembukaan” atau foreplay sebelum bersetubuh (coitus).
Seks oral mencakup memberi atau menerima stimulasi oral (seperti
menghisap atau menjilat) genitalia, yaitu: penis, vagina, atau anus.
Menurut penelitian, seks oral termasuk aktivitas seks yang sering dilakukan. Seks oral juga bisa dilakukan dalam hubungan heteroseksual maupun homoseksual. Bagi pasangan heteroseksual, seks oral bisa sebagai suatu metode kontrasepsi, dibandingkan aktivitas seksual berupa penetrasi penis ke dalam vagina yang lebih mungkin menyebabkan kehamilan.
Banyak
orang tidak menganggap seks oral sebagai suatu aktivitas seksual “yang
sesungguhnya” karena tidak terdapat penetrasi penis ke dalam vagina.
Oleh karena itu, banyak orang yang menganggap bahwa seks oral dapat
menjadi salah satu cara merasakan kenikmatan seksual tanpa kehilangan
keperawanan atau keperjakaan.
Apa Benar Seks Oral Pasti Tidak Menyebabkan Hilangnya Keperawanan?
Belum
tentu. Walaupun seks oral tidak melibatkan penetrasi penis ke dalam
vagina, tetap ada kemungkinan bahwa seks oral menyebabkan hilangnya
keperawanan, yang akan terjadi jika aktivitas tersebut (misalnya
penetrasi lidah) terjadi sampai merusak/merobek selaput dara wanita.
Apa Saja Bentuk Seks Oral?
Seperti
yang telah disebutkan, seks oral merupakan rangsangan dari daerah oral
atau mulut terhadap alat genitalia, yang mencakup penis, vagina, dan
anus. Oleh karena itu, seks oral dapat dibagi menjadi tiga bentuk,
yaitu:
- Fellatio: kontak antara oral dengan
penis, yang dapat berupa mengulum atau menghisap penis. Pada aktivitas
seks oral seperti ini, dapat terjadi pertukaran air liur dan air pra-ejakulasi antar pasangan. Fellatio
dapat dilakukan bersamaan oleh dua orang sekaligus, terutama apabila
aktivitas tersebut dilakukan oleh sesama pria. Istilah ini dikenal
sebagai Posisi Seksual 69.
- Cunnilingus:
kontak antara oral dengan area vagina, yang dapat berupa menjilat
vagina. Aktivitas ini biasa ditujukan untuk merangsang daerah vagina
yang paling peka terhadap rangsangan, yaitu clitoris.
- Anilingus: kontak antara oral dengan anus.
Bisakah Seseorang Tertular Penyakit Melalui Seks Oral?
Jawabannya: bisa. Seks oral, baik berupa menerima maupun memberi rangsangan seks oral dapat menyebabkan transmisi atau penularan penyakit seksual (Sexually Transmitted Disease/STD).
Beberapa contoh penyakit yang dapat menular melalui seks oral adalah
herpes (baik herpes tipe 1 pada mulut, maupun herpes tipe 2 pada
genitalia), Gonorrhoea dan Chlamydia (yang dapat menginfeksi kerongkongan),
Syphilis (yang dapat menular jika pada mulut orang yang berkontak
dengan genitalia terdapat sobekan luka sehingga virus dan bakteri dapat
masuk ke dalamnya), infeksi gastrointestinal (dapat terjadi bila mulut berkontak dengan anus), Hepatitis A (menular melalui anilingus karena virusnya terdapat dalam feces), Hepatitis B dan Hepatitis C (menular karena kontak dengan cairan seksual dan darah penderita), dan HIV.
Penularan HIV selama seks oral juga terjadi seperti pada penularan Hepatitis
B dan C, yaitu melalui kontak dengan cairan penderita seperti semen,
cairan vagina, dan darah. Resiko ini diperbesar karena adanya luka,
sobekan, radang, atau ulcus pada mulut atau kerongkongan.
Wah, Seram…
Seberapa Besar Kemungkinan Kita Tertular HIV Bila Melakukan Seks Oral?
Resiko
penularan HIV dari pasangan yang terinfeksi melalui seks oral jauh
lebih kecil dibandingkan melalui seks anal ataupun vaginal. Namun
demikian, ada beberapa faktor tambahan yang dapat mempermudah resiko
penularan HIV melalui seks oral, seperti: ulcus pada mulut, radang, luka
pada alat genital, tindikan pada genitalia atau oral, dan keberadaan
penyakit menural seksual lainnya. Oleh karena itu, resiko penularan HIV
melalui seks oral bisa ditekan apabila dilakukan saat tidak terdapat
lesi dalam mulut atau alat genitalnya.
Kalau Begitu, Sudah Tidak Ada Lagi Penyakit Lain Yang Mungkin Bisa Terjadi Lewat Seks Oral, kan?
Tidak juga. Selain penyakit-penyakit yang tersebut di atas (atau penyakit menular seksual),
penelitian juga menemukan bahwa seks oral dapat menyebabkan kanker
daerah kepala dan leher, khususnya kanker kerongkongan. Hal ini
dipercaya dapat terjadi karena adanya transmisi human papillomavirus (HPV), virus yang menjadi penyebab utama kanker cervical. New England Journal of Medicine
menyebutkan bahwa selain karena rokok dan alkohol, orang yang memiliki
lebih dari satu pasangan seks oral selama hidupnya memiliki resiko ganda
terhadap kanker kerongkongan dibandingkan dengan orang yang tidak
melakukan seks oral.
Aduh, Apakah Tidak Ada Cara untuk Mencegah Penularan Penyakit-penyakit Itu?
Untuk lebih mengurangi resiko penularan penyakit-penyakit tersebut, para pakar kedokteran
menyarankan orang untuk menggunakan kondom apabila melakukan seks oral
dengan pasangan yang memiliki penyakit menular seksual, atau yang status
keberadaan penyakit menular seksualnya tidak jelas. Saat ini telah
banyak tersedia kondom dengan berbagai rasa bagi mereka yang tidak
menyukai ‘rasa’ latex atau spermisida.
Untuk cunnilingus dan anilingus,
plastik pembungkus makanan, kondom yang dibuka, atau pelindung gigi
berupa latex berbentuk kotak tipis dapat dijadikan sebagai pelindung
dalam mencegah transmisi HIV dan penyakit menular seksual lainnya.
Selain
itu, orang yang sedang memiliki lesi atau luka di daerah oral maupun
genital, sebaiknya juga tidak melakukan seks oral karena mempermudah
tertularnya penyakit. Usahakan pula untuk tidak menelan sperma.
Sebenarnya, sperma mengandung
protein yang tidak membahayakan bagi tubuh. Namun demikian, sperma bisa
juga mengandung kuman, bakteri, atau virus patogen yang dapat
menularkan penyakit. Jadi sebisa mungkin menelan sperma tetap harus
dihindari, termasuk juga menelan cairan vagina, darah, maupun cairan
tubuh lainnya.
Menjaga kebersihan mulut dan alat kelamin
adalah hal yang paling utama dalam mencegah penularan penyakit melalui
seks oral. Namun demikian, menyikat gigi kuat-kuat atau menggunakan dental floss
tepat sebelum atau sesudah melakukan seks oral dapat meningkatkan
resiko penularan, karena hal-hal tersebut dapat menyebabkan lesi kecil
pada mulut yang tidak disadari. Lesi ini, walaupun merupakan lesi
mikroskopik, dapat meningkatkan resiko penularan penyakit.
Jadi Kesimpulannya…
Sebenarnya
resiko penularan penyakit melalui seks oral lebih rendah dibandingkan
dengan seks per vaginal atau anal. Namun demikian, tindakan-tindakan pencegahan
seperti penggunaan kondom juga harus diperhatikan. Sama seperti
aktivitas seksual lainnya, resiko penularan penyakit melalui seks oral
bisa dikurangi dengan melakukannya secara monogami dan dengan orang yang
tidak memiliki penyakit menular seksual. Dr. Anita Gunawam, SpAnd,
Spesialis Andrologi dan Konsultasi Seksual RSPP, juga menekankan pada pentingnya menjaga kebersihan alat kelamin dan mulut. Hindarii melakukan seks oral apabila sedang terdapat luka di daerah oral maupun genital.
Apabila seluruh persyaratan di atas terpenuhi, niscaya resiko penularan penyakit seksual melalui hubungan seks secara oral dapat diminimalisir. So, oral sex, why not?
REFERENSI:
- http://www.astaga.com/hidup-gaya
- http://www.avert.org
- http://www.doktertomi.com
- http://www.kompas.com
- http://news.bbc.co.uk
- http://www.nyc.gov
- http://www.pdpersi.co.id
- http://www.the-clitoris.com/indo/html/cunnili.htm
- http://teman.dakota23.com/?p=28
- http://www.wikipedia.org
- http://wso.williams.edu
copy http://www.tanyadokteranda.com/seksualita/2007/08/oral-sex-why-not/
Posted By Really Really Good
Jangan Asal Copy Paste, Jangan Lupa Cantumkan Link Aktif !!! baca aturannya ^_^
Artikel lain yang mungkin ingin anda baca!
Silahkan Gunakan Facebook Comment, Jika Anda Tidak Memiliki Url Blog!
Responses
1 Respones to "Oral Sex, Why Not?"
greetings. thank you for the information you this often, by visiting here I could badi more pri know, for that you have this issue I say thank you.
toko alat bantu sex indonesia
20 Agustus 2015 pukul 20.48
Komentar Sobat Sangat Berarti Bagi Kami